Soal
1. Jelaskan
faktor-faktor yang menentukan intensitas etika dari keputusan!
a. Besarnya akibat adalah jumlah
kerugian atau keuntungan yang dihasilkan dari suatu keputusan etika. Makin
banyak orang yang dirugikan atau semakin besar kerugian yang diderita oleh
orang-orang itu, maka semakin besar akibatnya.
b. Kesepakatan social adalah
kesepakatan apakah suatu perilaku itu baik atau buruk. Sebagai contoh, selain
dari tindakan mempertahankan diri, banyak orang belum sepakat apakah membunuh
adalah salah. Namun, banyak orang belum sepakat terhadap aborsi atau hukuman
mati.
c. Kemungkinan akibat adalah kesempatan
dimana sesuatu akan terjadi dan kerugian bagi orang lain. Misalnya, kamungkinan
akibat adalah rokok. Kita tahu bahwa merokok akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya serangan jantung, penyakit kanker, paru-paru, impotensi, dan
gangguan pada janin.
d. Kesiapan sementara adalah waktu
diantara tindakan dengan akibat yang ditimbulkannya. Kesiapan sementara lebih
kuat apabilamanajer harus memberhentikan karyawan minggu depan dibandingkan
dengan tiga bulan kedepan.
e. Kedekatan akibat adalah jarak
social, kejiwaan, budaya, atau fisik dari pengambil keputusan dengan mereka
yang terkena dampak dari keputusannya.
f. Konsentrasi akibat adalah seberapa
besar suatu tindakan mempengaruhi rata-rata orang.
Sumber : http://nusando.blogspot.com/2009/01
2. Jelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang etis!
·
Pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang
salah.
·
Sering
menyangkut pilihan yang sukar.
·
Tidak
mungkin dielakkan.
·
Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, tabiat
dan lingkungan sosial.
Sumber : http://jameswidodo-heart.blogspot.com/2009/11/pengambilan-keputusan-etis-dan-faktor.html3. Jelaskan suap (bribery) merupakan suatu tindakan yang tidak etis dengan memberikan sebuah contoh!
Suap
menyuap yang dilakukan secara bersama – sama dengan penggelapan dana – dana publik
sering disebut sebagai inti atau bentuk dasar dari tindak pidana korupsi.
Korupsi sendiri secara universal diartikan sebagai bejat moral, perbuatan yang
tidak wajar, atau noda. Akibat adanya suap menyuap menimbulkan ancaman sebagai
berikut:
·
Stabilisasi ekonomi
·
Merusak lembaga dan nilai demokrasi
·
Nilai – nilai etika dan keadian
·
Bersifat diskriminatif dan merongrong
etika dan kompetisi bisnis yang jujur
·
Menciderai pembangunan berkelanjutan dan
tegaknya hukum
Contoh
Kasus:
KPK Tahan Auditor BPK Jawa Barat Jakarta,
CyberNews. Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (30/6) malam, menahan auditor
Badan Pemeriksa Keuangan perwakilan Jawa Barat III, Enang Hermawan karena
diduga terkait kasus dugaan suap yang diduga melibatkan auditor BPK Jawa Barat
dan pegawai Pemerintah Kota Bekasi. Enang ditahan setelah menjalani pemeriksaan
selama 12 jam di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta. Dia
dimasukkan ke dalam mobil tahanan pada pukul 22.20 WIB. Ketika ditahan, Enang
tidak bersedia memberikan keterangan kepada wartawan. Dia langsung memasuki
mobil tahanan bernomor polisi B 2040 BQ dengan dikawal beberapa petugas KPK.
Christine Sutjipto, pengacara Enang menjelaskan, kliennya akan ditahan di rumah
tahanan Polda Metro Jaya. Namun, Christine menolak berkomentar tentang kasus
yang menjerat kliennya. "Saya belum bisa berkomentar karena ini kan masih
dalam proses pemeriksaan penyidikan," katanya. Enang telah ditetapkan
sebagai tersangka kasus dugaan suap yang diduga melibatkan auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat dan pegawai Pemerintah Kota Bekasi.
"KPK menetapkan tersangka baru dalam kasus itu atas nama EH," kata
Juru Bicara KPK, Johan Budi di Jakarta, Rabu malam. Dalam kasus itu, KPK telah
menetapkan tiga tersangka lain, yaitu Kepala Bidang Dinas Pendapatan,
Pengelolaan, Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Bekasi Herry Suparjan
(HS), Inspektur Wlayah Kota Bekasi Heri Lukman (HL), dan Kepala Sub Auditoriat
BPK Jabar Wilayah III Suharto (S)
Sumber:
http://dunialouis.blogspot.com/2012/10/contoh-kasus-suap-akuntan.html
Nama : Linda Oktavianti
Kelas : 4 EB 18
NPM : 24210032
Nama : Linda Oktavianti
Kelas : 4 EB 18
NPM : 24210032